BAGANSIAPIAPI – Acara bakar tongkang
berakhir sudah. Puncak perayaan bakar tongkang yang dihadiri oleh menteri
kordinator dan kesejahteraan Rakyat, Agung laksono, ditandai dengan jatuhnya
tiang layar tongkang yang dipercayai dapat menentukan nasib warga tionghoa
mengarah kelaut.
" Hoyaaaaa" Teriak warga
tionghoa menyaksikan tiang layar replika kapal tongkang jatuh kearah laut.
" Ini pertanda ada perimbangan rezeki antara dilaut dan didarat,"
kata Ah Han yang merupakan salah satu tokoh masyarakat Tiong Hoa Bagansiapiapi
kepada Jurnal Asia, sabtu (15/6).
Walaupun tamu yang datang untuk
mengikuti dan menyaksikan perayaan bakar tongkang tahun ini tidak seramai tahun
lalu, namun menurut keterangan Badriani yang menjabat Kabid Pariwisata dan
Perizinan Hotel, hampir 19 hotel dan wisma yang menyediakan 673 kamar, sudah
terisi penuh. " Sebagian tamu ada juga menginap dirumah keluarga
mereka," ungkapnya.
Ritual yang digelar setiap tanggal
15-16 bulan 5 tahun Imlek yang tahun ini bertepatan pertengahan bulan Juni
2014. Bagi warga Bagansiapiapi, ritual Bakar Tongkang jauh lebih sakral dibandingkan
dengan perayaan Imlek maupun Cap Go Meh. Sebabnya hampir seluruh warga Tiongkok
kelahiran Bagansiapiapi "mudik" dari seluruh daerah baik dari dalam
negeri maupun luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Australia, dan Taiwan.
Menko Kesra, Agung Laksono
menyatakan apresiasinya atas penyelenggaraan ritual bakar tongkang di
Bagansiapiapi. " Acara ritual ini sudah terpatri dihati masyarakat tiong
hoa dan juga masyarakat Indonesia umumnya. Karena event ini sudah menjadi
agenda pariwisata nasional," kata Agung yang didampingi Kapolda Riau,
Brigjen Condro Kirono, Danrem Wirabima, Agus Irwanto, Gurbernur Riau, H. Annas
Maamun dan Bupati Rokan Hilir, Suyatno, A,MP.
Agung mengungkapkan, acara ritual
bakar tongkang merupakan salah satu perwujudan keanekaragaman dan pemerintah
pusat sangat memperhatikannya. Untuk itu, pemerintah sangat mendukung karena
melalui acara ini, juga meningkatkan ekonomi kreatif di Kota
Bagansiapiapi.
Semarak sebelum perayaan bakar
tongkang juga tampak dengan hadirnya artis dari Taiwan dan Malaysia yang
menghibur tamu terpusat dijantung kota Bagansiapiapi. Panggung dengan didukung
lampu dengan cahaya lampu ribuan watt, juga disiarkan secara langsung melalui
siaran TV Lokal.
Selain hiburan musik secara live,
pemerintah Rokan Hilir juga menyediakan stand bazaar bagi pedagang yang datang
mayoritas berasal dari luar daerah untuk menjajakan dagangannya. Ketika
peresmian Bazaar, Setda Rokan Hilir, M. Job Kurniawan mengaku senang. Hal itu
ditunjukkannya ketika melihat dagangan yang dipajang kebanyakan merupakan
kebutuhan masyarakat sehari hari dengan harga terjangkau. Akan tetapi, ada
catatan yang perlu diperhatikan seperti yang disampaikan Setda yakni banyak
pelaku ekonomi kreatif dari luar daerah yang perlu mendapat perhatian bagi
pengusaha mikro lokal untuk dapat dijadikan contoh.
" Kita melihat ada baju dengan
harga yang murah dan juga kerajinan tangan yang sangat bagus buatannya.
Alangkah bagusnya kalau yang dipajang itu adalah produk kerajinan lokal dan
untuk itu, kita sangat berharap agar Disperindag, Dinas koperasi dan UKM dapat
mewujudkan program ekonomi kreatif lokal untuk meningkatkan perekonomian
daerah," kata Job kepada Jurnal Asia.
Seperti yang disampaikan Tokoh
masyarakat tiong Hoa, Anton Guitama atau lebih akrab disapa Sam Tong, kisah
perayaan ritual bakar tongkang bermula ketika pada suatu masa dahulu sekelompok
orang bermarga ANG dari Fujian, Tiongkok berkeinginan untuk mengubah
keberuntungan nasib dinegeri orang. Kelompok ini menyeberangi lautan Samudera
luas dengan menggunakan Kapal Kayu yang disebut Kapal Tongkang. Secara singkat
kelompok ini pertama kali hidup dan bermukim di Desa Sonkla – Thailand yang
kemudian beremigrasi akibat kerusuhan politik di Negeri Thailand menyebabkan
mereka meninggalkan Desa Sonkla tanpa tujuan yang jelas, namun dalam perjalanan
di tengah Samudera luas terjadi gelombang dahsyat yang mendamparkan Kapal
Tongkang tiba di Samudera Malaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar