Jumat, 03 Oktober 2014

MENKO KESRA, AGUNG LAKSONO HADIRI PERAYAAN BAKAR TONGKANG



BAGANSIAPIAPI – Acara bakar tongkang berakhir sudah. Puncak perayaan bakar tongkang yang dihadiri oleh menteri kordinator dan kesejahteraan Rakyat, Agung laksono, ditandai dengan jatuhnya tiang layar tongkang yang dipercayai dapat menentukan nasib warga tionghoa mengarah kelaut. 

" Hoyaaaaa" Teriak warga tionghoa menyaksikan tiang layar replika kapal tongkang jatuh kearah laut. " Ini pertanda ada perimbangan rezeki antara dilaut dan didarat," kata Ah Han yang merupakan salah satu tokoh masyarakat Tiong Hoa Bagansiapiapi kepada Jurnal Asia, sabtu (15/6). 

Walaupun tamu yang datang untuk mengikuti dan menyaksikan perayaan bakar tongkang tahun ini tidak seramai tahun lalu, namun menurut keterangan Badriani yang menjabat Kabid Pariwisata dan Perizinan Hotel, hampir 19 hotel dan wisma yang menyediakan 673 kamar, sudah terisi penuh. " Sebagian tamu ada juga menginap dirumah keluarga mereka," ungkapnya. 

Ritual yang digelar setiap tanggal 15-16 bulan 5 tahun Imlek yang tahun ini bertepatan pertengahan bulan Juni 2014. Bagi warga Bagansiapiapi,  ritual Bakar Tongkang jauh lebih sakral dibandingkan dengan perayaan Imlek maupun Cap Go Meh. Sebabnya hampir seluruh warga Tiongkok kelahiran Bagansiapiapi "mudik" dari seluruh daerah baik dari dalam negeri maupun luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Australia, dan Taiwan.

Menko Kesra, Agung Laksono menyatakan apresiasinya atas penyelenggaraan ritual bakar tongkang di Bagansiapiapi. " Acara ritual ini sudah terpatri dihati masyarakat tiong hoa dan juga masyarakat Indonesia umumnya. Karena event ini sudah menjadi agenda pariwisata nasional," kata Agung yang didampingi Kapolda Riau, Brigjen Condro Kirono, Danrem Wirabima, Agus Irwanto, Gurbernur Riau, H. Annas Maamun dan Bupati Rokan Hilir, Suyatno, A,MP. 

Agung mengungkapkan, acara ritual bakar tongkang merupakan salah satu perwujudan keanekaragaman dan pemerintah pusat sangat memperhatikannya. Untuk itu, pemerintah sangat mendukung karena melalui acara ini, juga meningkatkan ekonomi kreatif di Kota Bagansiapiapi. 

Semarak sebelum perayaan bakar tongkang juga tampak dengan hadirnya artis dari Taiwan dan Malaysia yang menghibur tamu terpusat dijantung kota Bagansiapiapi. Panggung dengan didukung lampu dengan cahaya lampu ribuan watt, juga disiarkan secara langsung melalui siaran TV Lokal. 

Selain hiburan musik secara live, pemerintah Rokan Hilir juga menyediakan stand bazaar bagi pedagang yang datang mayoritas berasal dari luar daerah untuk menjajakan dagangannya. Ketika peresmian Bazaar, Setda Rokan Hilir, M. Job Kurniawan mengaku senang. Hal itu ditunjukkannya ketika melihat dagangan yang dipajang kebanyakan merupakan kebutuhan masyarakat sehari hari dengan harga terjangkau. Akan tetapi, ada catatan yang perlu diperhatikan seperti yang disampaikan Setda yakni banyak pelaku ekonomi kreatif dari luar daerah yang perlu mendapat perhatian bagi pengusaha mikro lokal untuk dapat dijadikan contoh. 

" Kita melihat ada baju dengan harga yang murah dan juga kerajinan tangan yang sangat bagus buatannya. Alangkah bagusnya kalau yang dipajang itu adalah produk kerajinan lokal dan untuk itu, kita sangat berharap agar Disperindag, Dinas koperasi dan UKM dapat mewujudkan program ekonomi kreatif lokal untuk meningkatkan perekonomian daerah," kata Job kepada Jurnal Asia. 

Seperti yang disampaikan Tokoh masyarakat tiong Hoa, Anton Guitama atau lebih akrab disapa Sam Tong, kisah perayaan ritual bakar tongkang bermula ketika pada suatu masa dahulu sekelompok orang bermarga ANG dari Fujian, Tiongkok berkeinginan untuk mengubah keberuntungan nasib dinegeri orang. Kelompok ini menyeberangi lautan Samudera luas dengan menggunakan Kapal Kayu yang disebut Kapal Tongkang. Secara singkat kelompok ini pertama kali hidup dan bermukim di Desa Sonkla – Thailand yang kemudian beremigrasi akibat kerusuhan politik di Negeri Thailand menyebabkan mereka meninggalkan Desa Sonkla tanpa tujuan yang jelas, namun dalam perjalanan di tengah Samudera luas terjadi gelombang dahsyat yang mendamparkan Kapal Tongkang tiba di Samudera Malaka.

Dalam hempasan ganasnya gelombang Samudera Malaka ternyata dalam Kapal Tongkang tersebut dipercaya Kelompok Marga ANG ini membawa patung Dewa KIE ONG YA dan Dewa TAI SUN yang berdasarkan kepercayaan telah menyelamatkan Kelompok Marga ANG berikut Kapal Tongkang tiba ditepi pantai Sungai Rokan. Di Sungai Rokan mereka mendapat petunjuk Dewa KIE ONG YA dan Dewa TAI SUN berupa cahaya api dari daratan yang mengiring Kapal Tongkang menyusuri sekitar Pulau Kuala Kubu, Teluk Mengkudu (sekarang Penipahan) sampai kemudian dilakukan pendaratan tepat di belakang Pulau Barkey terdapat sebuah Pulau penuh dengan kunang-kunang api-api di hutan bakau tepi pantai, akhirnya di jadikan tempat pemukiman baru yang berdasarkan catatan sejarah pemukiman warga Tionghoa pada Pulau kunang-kunang api kemudian diberi nama dan dikenal dengan sebutan Bagan Siapi-api.

Tidak ada komentar:

It's me

It's me

Jemur Island

Jemur Island

Menikmati Keagungan Tuhan

Menikmati Keagungan Tuhan

Lomba Tradisional Sampan Lopap

Lomba Tradisional Sampan Lopap
pacu sampan lopap

Potret

Potret
Masyarakat Bagan
Negeri Seribu Kubah

Gallery

Hai Sobat! Selamat Datang Di Jalan Perwira Bagansiapiapi