Rabu, 01 Oktober 2014

PULAU HALANG, KAMPUNG NELAYAN YANG DITINGGALKAN



PULAU HALANG - Pulau Halang adalah desa perkampungan nelayan. Hampir seluruh pelosok desa itu berdiri gudang ikan atau disebut Bangliao. Puluhan dermaga dari pelataran kayu menjorok kelaut menyambut kehadiran nelayan membawa bermacam jenis ikan dan udang menuju ketempat pembongkaran yang sebelumnya dibersihkan dipinggir laut. Setelah itu, baru dibawa kegudang gudang milik para tauke Bangliao.

Aktivitas bongkar muat kapal pun terasa dan para nelayan bahu membahu menurunkan puluhan ton ikan kedermaga. Hasil tangkapan nelayan, mereka bawa dengan menggunakan gerobak dan dimasukkan ke gudang es penyimpanan ikan atau cold storage. Salah satu pemilik Bangliao, Yong Piau (54) mengungkapkan, hasil tangkapan nelayan belakangan ini tidak seperti dahulu lagi. Jangankan untuk mendapat keuntungan lebih, biaya operasional serta perbaikan kapal juga tidak mencukupi. "coba lihat, ada 2 kapal yang bersandar karena belum ada perbaikan," kata Yong Piau seraya menunjuk kapal yang bersandar dimana dindingnya sudah lapuk dimakan usia.

Kehidupan masyarakat yang sebagian besar bermata pencahrian sebagai nelayan akan sangat terasa jika melihat geliat kehidupan mereka dipagi hari. Jalan kampung yang lebarnya dua rentang tangan orang dewasa, mulai disesaki kaum nelayan yang akan pergi melaut. Bunyi mesin diesel perahu menderu deru membelah ombak beriring-iringan bergerak menuju ke laut.  Anak-anak berangkat ke sekolah, dan buruh pergi ke bangliao. Suasana kampung itupun mulai lengang saat beranjak tengah hari.

Pedagang masih menutup lapaknya. Begitu juga dengan toko dan kedai permanen. Jalan pun menjadi lengang, apalagi matahari begitu terik. sebagian Warga desa pulau halang memilih berada di dalam rumah atau bersenda gurau di beranda rumah. Menurut pengakuan salah satu warga tiong hoa, Engka, jumlah penduduk desa pulau halang tidak sebanyak dulu. Sebagian besar mereka sudah banyak yang pindah mengadu nasib ke ibukota. " Mereka memilih bekerja di kapal menangkap ikan tuna di Jakarta. Selain upahnya besar, kehidupan mereka disana lebih menjanjikan," ucap Engka.

Pilihan hidup merantau bukan hanya dilakukan para nelayan, bahkan juga bagi pekerja pembuat dan tekhnisi kapal. Engka mengungkapkan, sejak minimnya tenaga tekhnisi, jika terjadi kerusakan kapal, mereka mengaku sangat kesulitan. Malah bisa dikatakan kapal tersebut dibiarkan saja. Untuk mencari pengganti para tekhnisi memang sangat sulit karena tekhnisi memiliki keahlian khusus dalam menangani kerusakan kapal.

Pulau halang termasuk kampung nelayan utama dan tertua di Rokan Hilir. Kampung yang berbatasan langsung dengan selat melaka ini, merupakan penghasil ikan terbesar sesudah Bagansiapiapi. " Sebenarnya, Bagansiapiapi hanya menumpang nama penghasil ikan terbesar didunia. Namun hakikatnya, hasil laut terbesar adalah berasal dari desa ini," kata Arman.

Pulau yang dipercaya masyarakat berasal dari legenda cerita sang anak durhaka, si Alang, adalah terbentuk dari kapal yang tenggelam karena ditimpa bencana kutukan dari orang tuanya. Jika dilihat dari satelit, bentuk pulau halang seperti kapal yang ingin berangkat menuju laut lepas. " Menurut cerita orang tua kami, dahulu situsnya masih ada berupa tiang layar kearah ujung pulau. Tapi sekarang tidak ada lagi," tutur Arman.

Keyakinan cerita bahwa pulau halang berasal dari kapal tenggelam diperkuat karena adanya fakta serta pengalaman yang dialami Budi (35). Pernah suatu waktu, mereka menemukan lobang yang sangat dalam. Mereka mengira bahwa itu lobang bekas sumur. ketika memasukkan kayu kesumur itu, ternyata lobangnya melebar kedalam. Mereka percaya bahwa lobang tersebut adalah palka kapal. Pengalaman lainnya,  warga juga pernah mencoba bercocok tanam padi. Panen pertama hasilnya bagus. Namun memasuki panen kedua banyak tanaman yang rusak. " Makanya kami menganggap bercocok tanam diatas kampung ini adalah mustahil dan hanya bisa  berusaha untuk mencari ikan," ungkap Budi.

Jelang sore hari, suasana kampung nelayan ini kembali hidup. Anak-anak bermain di jalan dan berlalu lalang. Saat suara azan magrib berkumandang, para orang-orang tua bergegas menuju masjid. Mereka melakukan shalat berjamaah. Dinginnya angin laut masih begitu terasa, matahari mulai tenggelam dan haripun mulai gelap. Cahaya lampu mulai menerangi desa dan sebagian warung kopi yang dilengkapi televisi pun mulai ramai dikunjungi.


Pandangan dari laut, kita bisa menyaksikan perkampungan nelayan di pulau halang berjejer dengan tangkahan sebagai tempat berlabuhnya kapal nelayan

1 komentar:

sambal belacan mengatakan...

Indahnya kampung nelayan

It's me

It's me

Jemur Island

Jemur Island

Menikmati Keagungan Tuhan

Menikmati Keagungan Tuhan

Lomba Tradisional Sampan Lopap

Lomba Tradisional Sampan Lopap
pacu sampan lopap

Potret

Potret
Masyarakat Bagan
Negeri Seribu Kubah

Gallery

Hai Sobat! Selamat Datang Di Jalan Perwira Bagansiapiapi