BAGANSIAPAPI - Patroli gabungan terdiri dari dinas perikanan, HNSI, Polisi Perairan dan DPRD, berlangsung kamis malam (19/9) hingga jam 03.00 Wib Subuh. Targetnya, kapal tank pencakar kerang atau dikenal istilah Tank Thailand yang sudah merajalela diperairan Rokan Hilir.
Dua orang nelayan mengadu kepada Anggota Legislatif, Habib Noor yang mengatakan ada aktivitas tank Thailand yang berada pada posisi 5 Mil pinggiran pantai. Malam itu juga tim gabungan bergerak cepat karena informasi itu sudah dianggap A1.
Berbekal alat GPS, Tim gabungan yang berada dalam kapal patroli cepat berputar putar hingga sejauh 7 Mil dari pinggiran pantai. " Padahal kami dapat info lokasinya disini. Tidak mungkin meleset. Pasti ada mata mata dalam tim gabungan ini," kata Nelayan pelapor dengan penuh kecewa. Matanya lekat mengarah kelaut lepas seakan akan tidak ingin luput dari pandangan.
Tidak beberapa lama, kabut mulai menebal menyelimuti laut. Jarak pandang jadi terbatas. mendadak, kap
"Awasss...!!! teriak seluruh ABK. Kapal sempat oleng beberapa menit. " Saya kira tadi perahu. Rupanya tiang bubu," kata Wawan. Situasi malam itu tidak kondusif. Tambahan cuaca mulai memburuk dengan kilatan petir. Akhirnya seluruh tim gabungan sepakat mengakhiri pencarian dan memutuskan untuk pulang.
Anggota DPRD Rokan Hilir, Habib Noor menuturkan patroli malam ini akan menjadi evaluasi agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Indikasi bocornya patroli malam itu serta peralatan kapal yang tidak dilengkapi radar harus menjadi perhatian khusus untuk patroli mendatang. " Kita hanya mengandalkan GPS. Padahal alat itu hanya menunjukkan arah. Pencarian malam tadi seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami
Dua orang nelayan mengadu kepada Anggota Legislatif, Habib Noor yang mengatakan ada aktivitas tank Thailand yang berada pada posisi 5 Mil pinggiran pantai. Malam itu juga tim gabungan bergerak cepat karena informasi itu sudah dianggap A1.
Berbekal alat GPS, Tim gabungan yang berada dalam kapal patroli cepat berputar putar hingga sejauh 7 Mil dari pinggiran pantai. " Padahal kami dapat info lokasinya disini. Tidak mungkin meleset. Pasti ada mata mata dalam tim gabungan ini," kata Nelayan pelapor dengan penuh kecewa. Matanya lekat mengarah kelaut lepas seakan akan tidak ingin luput dari pandangan.
Tidak beberapa lama, kabut mulai menebal menyelimuti laut. Jarak pandang jadi terbatas. mendadak, kap
"Awasss...!!! teriak seluruh ABK. Kapal sempat oleng beberapa menit. " Saya kira tadi perahu. Rupanya tiang bubu," kata Wawan. Situasi malam itu tidak kondusif. Tambahan cuaca mulai memburuk dengan kilatan petir. Akhirnya seluruh tim gabungan sepakat mengakhiri pencarian dan memutuskan untuk pulang.
Anggota DPRD Rokan Hilir, Habib Noor menuturkan patroli malam ini akan menjadi evaluasi agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Indikasi bocornya patroli malam itu serta peralatan kapal yang tidak dilengkapi radar harus menjadi perhatian khusus untuk patroli mendatang. " Kita hanya mengandalkan GPS. Padahal alat itu hanya menunjukkan arah. Pencarian malam tadi seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar