Minggu, 17 Januari 2010

ROKAN BIRD CLUB


”Ajang Kompetisi Kicau Burung”

Rokan Hilir
Bagi penggemar kicau burung mungkin inilah event yang paling tepat untuk mencoba adu kehebatan burung kesayangannya untuk dipertandingkan menurut kategori yang diperlombakan. Ada sekitar 100 peserta yang ikut pertandingan kicau burung pada Rokan Bird Club,”ujar Abdul Fatah salah satu panitia acara tersebut.

Perlombaan ini dilaksanakan pada hari minggu (3/1) berlokasi di Sekolah Bintang Laut. pemenang lomba berkicau akan diberikan tropi berupa piala dan bonus uang sesuai dengan kategori dari pemenang juara pertama sampai dengan juara kelima. Kegiatan ini terselenggara berkat animo penggemar burung berkicau dan terlepas dari campur tangan pemerintah.

Jenis kicau burung yang diperlombakan yakni murai batu kelas bintang rohil, kacer, kenari, cucak hijau, kapas tembak, cendet dan love bird. Biaya pendaftaran bervariasi tergantung kelas dari jenis burung tersebut.

Para juri dengan cermat menilai kicauan burung dan siap memberikan point berupa bendera dibawah sangkar burung dan berputar putar untuk mencari kicauan burung yang nyaring dan unik. Juri melakukan penilaian dengan mengacu standar minimal dengan skor 37 untuk bunyi, standar medium dengan skor 37,5 untuk stabilitas bunyi dan standar maksimal dengan skor 38 untuk stabilitas variasi lagu.

Pemilik burung melakukan siulan dan kode kepada burung kesayangannya agar sang burung mau berkicau untuk meraih poin dari juri. Perlombaan semakin seru disaat penonton memberikan support secara bersamaan kepada pemilik burung.

”Acara pertandingan ini biasanya kami lakukan pada hari hari besar saja,” ujar Anto Kabid Dispenda Rohil yang bertindak sebagai ketua panitia acara Rokan Bird Club. ”kami tidak ingin kegiatan perlombaan ini mengganggu aktivitas kegiatan dan pekerjaan para peserta,” tambah Anto yang dikenal dengan hoby berburu dan memacing oleh para koleganya. ( Amrial )

GALANGAN KAPAL NASIB MU KINI


” Dinas Kehutanan Harus Lakukan Pengawasan”

Rokan Hilir. Sinar

Ada puluhan orang sedang menarik kayu dengan cara menyeret menggunakan tali disalah satu galangan kapal milik Awi diujung jalan Karya. Ada beberapa jenis tumpukan kayu olahan yang siap digunakan seperti kayu pasak lenggo meranti dan kayu campuran lainnya yang siap ditarik menuju tempat dimana kapal kayu tersebut dibuat. ”saya tidak tahu kapan masuk nya kayu ini pak,” ujar salah satu pekerja galangan kapal saat ditanyai tim sinar. ”malam tadi saya tidak lihat,” ujarnya menambahkan. Kuat dugaan kayu tersebut dibawa dengan menggunakan gerobak pada tengah malam.

Saat ditanyai para penarik gerobak, mereka mengatakan bahwa kayu olahan tersebut diperoleh di Parit II Jalan lintas Bagansiapiapi – Ujung Tanjung. Galangan kapal yang masih tersisa beroperasi di Jalan Karya berjumlah enam buah. Kebanyakan pengusaha galangan kapal mengalihkan operasi pembuatan kapal kayu di Pulau Halang. Kapal yang sudah siap dikerjakan dengan memakan waktu minimal 3 bulan akan di tarik menggunakan tag boat ke Pulau Jawa untuk diserahkan kepada pemesan kapal tersebut. Disekitar areal tersebut, ada sekitar puluhan pemuda menunggu kayu untuk ditarik kegalangan kapal tersebut. Sambil menunggu mereka menghabiskan waktu bermain domino.

Memang Galangan kapal di Rokan Hilir tidak segairah dulu sewaktu belum adanya izin HPH yang harus dikantongi pemilik galangan kapal kayu tersebut. Ratusan masyarakat pribumi dan pendatang bergantung hidup pada usaha pembuatan kapal kayu diera tahun 80 an. Namun sejak adanya peraturan dan izin yang harus dikantongi para pengusaha kayu, maka satu persatu usaha kapal kayu mengalami kemerosotan dan malahan bangkrut. Mereka kebanyakan beralih profesi menjadi pedagang dan berinvestasi ke Jakarta. Ada juga melakukan joint venture dengan pengusaha luar etnish dengan membangun sarang burung walet. Menurut mereka usaha sarang burung walet sangat menjanjikan karena mereka punya ekses di Malaysia dan Singapura untuk memasarkan produk mereka.

Masyarakat yang tinggal didaerah sekitar Galangan kapal sangat mengharapkan galangan kapal bergairah kembali karena berpengaruh pada perputaran ekonomi didaerah tersebut. Namun perlu juga diingat bahwa akibat pembabatan yang membabi buta oleh oknum pengusaha kayu sebelum diterapkan UU Kehutanan, hutan di Rokan Hilir sudah terancam habis dan itu bisa terlihat adanya banjir yang terjadi beberapa waktu kemarin.

Tampaknya Kadis Kehutanan Rokan Hilir harus kerja keras untuk menindak pelaku perambah hutan untuk menghindari terjadinya banjir yang akhir akhir ini terjadi di Bagansiapiapi. Fungsi dan peran Dinas kehutanan seharusnya digunakan sebagai alat untuk melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan tindak pidana yang menyangkut hutan, kawasan hutan dan hasil hutan sesuai dengan UU Kehutanan. Seandainya UU Kehutanan tidak digunakan oleh Dinas Kehutanan Rokan Hilir, maka lebih baik kita kembali ke UU Hukum Rimba untuk Negeri Texas dengan mengacu siapa yang kuat dialah yang menang. ( Amrial )

MUSRENBANG KAB ROHIL


”Kepenghuluan Bangko Kanan Siapkan Program”


Rokan Hilir Sinar

Musyawarah Rencana Pembanguan ( Musrenbang ) di Kepenghuluan Bangko Kanan dimulai babak awal yang baru. Itu dilihat karena pelaksanaannya melibatkan semua elemen masyarakat. Ada beberapa tamu undangan yang hadir dikantor Penghulu Bangko Pusako yang lokasinya terletak bersebelahan di Kantor Kacab Dinas Pendidikan Kec Bangko Pusako.

Diantara tamu tersebut terdiri dari ketua RT/RW, Kepala Dusun, Tokoh Agama, ketua Adat, wakil kelompok perempuan, wakil kelompok pemuda, Ormas, kelompok tani, komite sekolah dll. Mereka tampak sibuk berdiskusi diaula kantor penghulu yang berukuran 10 x 6 m tersebut. Udara panas diruangan kantor tidak menyurutkan animo masyarakat untuk mengajukan program yang telah mereka siapkan dalam bentuk proposal.

Sesuai dengan konsepnya Musrenbang merupakan forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para pemangku kepentingan untuk menyepakati rencana kegiatan tahun anggaran yang berjalan yang sesuai dengan level tingkatannya. ”Kali ini Musrenbang harus dimulai dari bottom up,”ujar Plh Penghulu Bangko Kanan, Muhammad Arifin, ketika Sinar berdiskusi dengannya disela sela rapat Musrenbang.

Menurut Arifin, sebelum Musrenbang mereka telah mempersiapkan tim fasilitator desa yang terdiri dari BPD, aparat pemerintahan, masyarakat yang terdiri dari RT/RW, kelompok kelompok yang ada dimasyarakat. Sebelum itu, kepala desa juga menetapkan tim Musrenbang Desa. ”Adapun sebagai nara sumber pada Musrenbang tersebut adalah kepala desa, Badan perwakilan desa, kepala sekolah, kepala puskesmas, tim independen ( LSM ) dan tidak tertutup kemungkinan camat akan hadir,”jelas Arifin

Adapun permasalahan krusial yang dibahas pada Musrenbang kali ini diantaranya masalah ekonomi. ”Adapun dengan pemberdayaan ekonomi yang bagus akan meningkatkan pendidikan, gizi, dan kesejahteraan masyarakat,” Ujar arifin menjelaskan. Selain mengharapkan bantuan dari APBD Rokan Hilir, menurut Plh Penghulu Bangko Kanan, Muhammad Arifin, setiap kecamatan juga dibantu dana PNPM oleh pemerintah provinsi dengan besaran 2 Milyar perkecamatan. Pihak kecamatan akan membantu kepenghuluan dengan membuat rangking skala prioritas dimana saja kepenghuluan yang akan dibantu. ”bangko kanan mendapat rangking ketiga dalam memperoleh bantuan dari kecamatan,”ujar beliau.


Prioritas dalam Musrenbang di Kepenghuluan Bangko Kanan yang jumlah penduduk lebih kurang 2000 orang dan terdiri 570 KK terutama adalah masalah infrastruktur, bibit sawit, kesehatan, dan tambak ikan. Untuk pembangunan jalan tersebut maka seluruh hasil kebun yang terdiri dari kelapa sawit yang kebanyakan ditanam didaerah pelosok dan terisolir bisa diatasi dan dibawa keluar menuju jalan utama. Fungsi jalan juga mempengaruhi harga TBS. Selain itu masalah air juga menjadi prioritas. Dari hasil pengeboran yang dilakukan PT Chevron kemarin pada kedalaman 160 m setelah dicoba ternyata air tersebut rasanya asin. ”Jadi kami menggunakan air tadah hujan untuk minum,” ujar Arifin. Menurut Arifin, hasil dari Musrenbang ini ia berusaha untuk meloby ke Pimpinan agar program Musrenbang ini bisa berjalan seperti yang diharapkan oleh masyarakat. ( Amrial )

MASYARAKAT DESAK PEMILIHAN LANGSUNG


”Menanggapi Masa Jabatan Penghulu Rivai Taher”

Rokan Hilir, Monitor News
Dilema jabatan penghulu sungai menasib kecamatan Bangko Pusako menjadi buah bibir masyarakat tempatan. Seharusnya Rivai Taher penghulu yang menjabat sekarang sudah habis masa jabatannya pada tanggal 18 September tahun 2009 yang lalu. Namun entah apa sebabnya Camat Bangko Pusako, Zamzami, menambah masa jabatan Penghulu Rivai Taher selama satu tahun kedepan. Akibat permasalahan tersebut banyak masyarakat sungai nasib kecewa, terutama Khairul yang nota bene sudah didukung oleh tiga kepala suku yang terdiri dari Suku Jawa, Suku Melayu dan Suku Batak.

Proses memperpanjang masa bhakti jabatan penghulu satu tahun kedepan oleh Camat Bangko Pusako mengundang pertanyaan dari masyarakat khususnya khairul. Dia adalah salah satu calon penghulu yang sudah didengung dengungkan untuk mengganti penghulu Rivai Taher oleh masyarakat Sei Manasib. Hal tersebut sempat ditanggapi oleh Penghulu Rivai Taher tentang masalah kursi calon Penghulu dan ia juga menyikapi aspirasi masyarakat sei manasib hingga beliau sempat berkomentar. ”saya tidak ingin mencalonkan diri lagi, namun karena kekosongan jabatan penghulu jadi saya ditunjuk oleh camat Bangko Pusako untuk memimpin desa ini satu tahun kedepan untuk di Plt kan,” ujar Rivai Taher saat Monitor News menjumpai beliau pada hari sabtu ( 26/12 ) dirumah kediamannya. ”kalau memang Khairul ingin mencalon menjadi penghulu..ya.. dipersilakan saja, masak mau saya halang halangi,” ujar Rivai menambahkan.

Memang jabatan penghulu harus dilakukan sistem pemilihan langsung oleh masyarakat. Tidak terlepas dari masalah tersebut memang harus dikoordinasikan dulu kepada camat tempatan. Menurut khairul ada tiga calon yang akan diusung untuk menggantikan posisi Rivai taher seandainya masa jabatannya sudah habis. ”banyak permasalahan yang belum terselesaikan oleh penghulu Rivai, dan masyarakat mendesak agar dilakukan pemilihan langsung secepatnya” kata Khairul. Menanggapi desakan masyarakat khairul mengeluarkan surat surat yang menyatakan dukungan secara tertulis dari tokoh tokoh masyarakat Sei Manasib seperti surat dukungan dari Kepala Dusun III UPTN 12, Bunyani, Sekretaris Desa, Sahyuti, Syamsuri N. Ketua RT 03 dan daftar tanda tangan masyarakat tempatan serta kepala persukuan masyarakat yang berdomisili didaerah tersebut.

Khairul bermohon supaya jabatan penghulu jangan dipolitisasi, karena masyarakat desa Sei Manasib tersebut ingin perubahan yang sangat mendasar. Jika dilihat didaerah sei manasib tersebut, disepanjang jalan hanya terlihat kebun sawit yang siap panen. Kebun Sawit adalah andalan mata pencaharian masyarakat Sei Manasib dengan jumlah penduduk sekitar 3400 lebih dan jumlah pemilih tetap sekitar 1792 orang sebanyak 7 TPS ( sumber KPUD tahun 2009 ). ini merupakan lahan empuk bagi penghulu yang menjabat didaerah tersebut, masih banyak PR yang harus diselesaikan oleh penghulu yang menjabat di daerah tersebut. Terutama sengketa lahan, Banjir, lahan tumpang tindih, belum terbentuknya badan kepenghuluan desa, Tanah Kas Desa, menurunnya aktivitas kantor penghulu, isu sara dan pembangunan fisik rumah ibadah yang terbengkalai. Dalam hal ini camat beserta penghulu harus secepatnya memperhatikan dan menyelesaikan permasalahan tersebut ( Amrial )

It's me

It's me

Jemur Island

Jemur Island

Menikmati Keagungan Tuhan

Menikmati Keagungan Tuhan

Lomba Tradisional Sampan Lopap

Lomba Tradisional Sampan Lopap
pacu sampan lopap

Potret

Potret
Masyarakat Bagan
Negeri Seribu Kubah

Gallery

Hai Sobat! Selamat Datang Di Jalan Perwira Bagansiapiapi