Seperti orang bilang...namamu akan hilang dalam sejarah beradaban seandainya kamu tidak pernah menulis. Kata - kata itu senantiasa terngiang ditelinga ku. Padahal jika dihitung hitung, tidak sedikit tulisan yang telah saya torehkan baik dimedia cetak maupun media online. Jumlahnya kalau dihitung mungkin sudah mencapai ribuan.
Tapi apakah itu yang dimaksud tulisan. Mungkin iya mungkin tidak. Tapi saya berangggapan, tulisan yang kita tinggalkan sebagai hasil karya kit
Bagi seorang pedagang, mereka akan menyalurkan kesibukannya sebagai pengusaha. Setiap waktu dia akan berupaya untuk mengembangkan usahanya berdasarkan ide ide yang terlintas dibenaknya. Bagi seorang olahragawan, dia akan berupaya mengembangkan kemampuannya dengan cara menciptakan rekor. Tapi bagi seorang penulis, sudah tentu karya akhirnya adalah dengan menulis sebuah buku.
Menurut pribahasa, jangan seperti katak dalam tempurung. Ilmu itu sangat luas dan perlu kita pelajari tanpa batas. Seperti yang dikatakan rektor Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung sewaktu saya mengikuti pelatihan Bartender oleh dinas Pariwisata Pekanbaru, dia berpesan Kita harus brutal intelektual. Kalau kita merenungi secara mendalam, kata kata itu mengingat kan kita agar senantiasa belajar. Brutal dalam berpikir dan bukan brutal dalam bertindak.
Akhir kata, apalah guna berpangkat dan bertitel jika tidak ada sesuatu yang anda tinggalkan untuk generasi untuk anak dan cucu kita. Anggap aja tulisan kita sebagai arah dan cara berpikir kita agar pembaca tahu, siapa sebenarnya kita...Selamat menulis.
( Bagansiapiapi, 5 November 2017)
