“ Juga Ditemukan Sumur Tua Berair Jernih”
BATU HAMPAR – Hampir 100 orang warga dari kepenghuluan Bentayan Hilir
dan bentayan batu kecamatan batu hampar pada hari jumat (20/01) melakukan
gotong royong massal membersihkan situs bersejarah, makam datuk batu hampar dan
batu belah batu bertangkup yang berlokasi 1,5 KM dari pinggir jalan lintas
Bagansiapiapi – Ujung Tanjung.
Penghulu Bentaiah baru, Sujarianto, ketika dikonfirmasi
Posmetro Rohil, mengatakan, gotong royong dilaksanakan secara spontanitas.
Tidak ada persiapan khusus dan wargapun hanya dibekali dengan peralatan
seadanya seperti cangkul dan arit. Sasaran mereka, hanya membersihkan areal
makam yang ditumbuhi semak dan kayu lebih kurang ¼ hektar luasnya. Berdekatan
dengan lokasi makam, juga terdapat situs batu belah batu bertangkup. “ setelah
kita bersihkan, ternyata bukan hanya terdapat satu jenis batu, ternyata ada
lima batu yang sebelumnya tertimbun tanah,” ungkap Sujarianto yang mengaku
panjang batu rata rata hampir mencapai satu meter. Begitu juga dengan areal
makam, selain makam datuk batu hampar, berdekatan dengannya juga terdapat makam
sahabatnya yang bergelar syekh.
Add caption |
Gotong royong yang hanya berlangsung satu hari, juga
melibatkan sesepuh didesa batu hampar, yakni mantan penghulu bentayan Amiruddin
dan tokoh masyarakat, Abdul Karim. Kondisi areal makam yang sebelumnya sangat
memprihatinkan, kini sudah mulai bersih walaupun jalan akses roda dua belum
dibuka. “ Rencananya, jumat depan goro akan kita lanjutkan untuk membuka jalan
masuk untuk kendaraan roda dua,” sebut Sujarianto. Disaat membersihkan makam
dan batu belah batu bertangkup, warga juga menemukan sumur tua dengan air yang
jernih.
Sujaryanto mengungkapkan, membersihkan kedua situs itu
merupakan salah satu bentuk melestarikan budaya lokal yang ada dikecamatan batu
hampar. Desa batu hampar yang berhutan gambut dan tanahnya yang berbukit,
merupakan daerah yang sangat unik karena disana tidak ada gunung berapi namun
banyak muncul batuan besar. Warisan yang harus dijaga oleh para anak cucu
tentang sejarah asal muasal terbentuknya desa batu hampar hendaknya selalu
dijaga dan dilestarikan agar tak lekang ditelan zaman. Sebagaimana yang
dikisahkan oleh tokoh masyarakat tempatan, berdasarkan Tambo bertuliskan arab
melayu, nama sultan dan makamnya masih ada sampai sekarang, yakni makam datuk
batu hampar dahulunya merupakan Tengku Syarif Ali, pangeran kerajaan Samudra
Pasai. Ia pergi meninggalkan kerajaan Pasai setelah kisruh dengan keluarga, tak
jelas juga motifnya. Lalu ia terdampar di desa bernama Pembatang. Kedatangan
Syarif disambut baik warga tempatan. Termasuk Datuk Rantau Benuang, Datuk
satu-satunya di Pembatang. Dia langsung menawarkan agar Syarif Ali bermukim di
daerah ini. Halima Putih salah satu putrinya kemudian ia nikahkan dengan Syarif
Ali.
Kisah tentang Datuk Batu Hampar ini pun tak terkuak jelas, tambo peninggalan situs sejarah sudah banyak rusak. Tapi benda-benda peninggalan Datuk Batu Hampar masih bisa ditemukan. Seperti tongkat, pedono (tempayan), lelo (meriam kecil), dan keris. Ada beberapa benda warisan yang hilang seperti baju besi, pedang, ikat pinggang emas dan gong. Kabarnya dulu sering diincar kolektor barang antik dari luar negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar