Jumat, 03 Oktober 2014

100 ORANG WARGA BERSIHKAN DUA SITUS BERSEJARAH



“ Juga Ditemukan Sumur Tua Berair Jernih” 


BATU HAMPAR – Hampir 100 orang warga dari kepenghuluan Bentayan Hilir dan bentayan batu kecamatan batu hampar pada hari jumat (20/01) melakukan gotong royong massal membersihkan situs bersejarah, makam datuk batu hampar dan batu belah batu bertangkup yang berlokasi 1,5 KM dari pinggir jalan lintas Bagansiapiapi – Ujung Tanjung. 

Penghulu Bentaiah baru, Sujarianto, ketika dikonfirmasi Posmetro Rohil, mengatakan, gotong royong dilaksanakan secara spontanitas. Tidak ada persiapan khusus dan wargapun hanya dibekali dengan peralatan seadanya seperti cangkul dan arit. Sasaran mereka, hanya membersihkan areal makam yang ditumbuhi semak dan kayu lebih kurang ¼ hektar luasnya. Berdekatan dengan lokasi makam, juga terdapat situs batu belah batu bertangkup. “ setelah kita bersihkan, ternyata bukan hanya terdapat satu jenis batu, ternyata ada lima batu yang sebelumnya tertimbun tanah,” ungkap Sujarianto yang mengaku panjang batu rata rata hampir mencapai satu meter. Begitu juga dengan areal makam, selain makam datuk batu hampar, berdekatan dengannya juga terdapat makam sahabatnya yang bergelar syekh.

Add caption

Gotong royong yang hanya berlangsung satu hari, juga melibatkan sesepuh didesa batu hampar, yakni mantan penghulu bentayan Amiruddin dan tokoh masyarakat, Abdul Karim. Kondisi areal makam yang sebelumnya sangat memprihatinkan, kini sudah mulai bersih walaupun jalan akses roda dua belum dibuka. “ Rencananya, jumat depan goro akan kita lanjutkan untuk membuka jalan masuk untuk kendaraan roda dua,” sebut Sujarianto. Disaat membersihkan makam dan batu belah batu bertangkup, warga juga menemukan sumur tua dengan air yang jernih.
Sujaryanto mengungkapkan, membersihkan kedua situs itu merupakan salah satu bentuk melestarikan budaya lokal yang ada dikecamatan batu hampar. Desa batu hampar yang berhutan gambut dan tanahnya yang berbukit, merupakan daerah yang sangat unik karena disana tidak ada gunung berapi namun banyak muncul batuan besar. Warisan yang harus dijaga oleh para anak cucu tentang sejarah asal muasal terbentuknya desa batu hampar hendaknya selalu dijaga dan dilestarikan agar tak lekang ditelan zaman. Sebagaimana yang dikisahkan oleh tokoh masyarakat tempatan, berdasarkan Tambo bertuliskan arab melayu, nama sultan dan makamnya masih ada sampai sekarang, yakni makam datuk batu hampar dahulunya merupakan Tengku Syarif Ali, pangeran kerajaan Samudra Pasai. Ia pergi meninggalkan kerajaan Pasai setelah kisruh dengan keluarga, tak jelas juga motifnya. Lalu ia terdampar di desa bernama Pembatang. Kedatangan Syarif disambut baik warga tempatan. Termasuk Datuk Rantau Benuang, Datuk satu-satunya di Pembatang. Dia langsung menawarkan agar Syarif Ali bermukim di daerah ini. Halima Putih salah satu putrinya kemudian ia nikahkan dengan Syarif Ali.

Dugaan kuat ada kerajaan kecil, sebab Syarif Ali berasal dari keturunan raja. Tapi yang jelas sampai saat ini Syarif Ali tersohor dengan sebutan Datuk, ia diberi gelar Datuk Batu Hampar. Sebutan ini muncul karena dalam hikayatnya ketika sholat Ia sering mengunakan batu besar, bekas perahu yang digunakan. Desa Pembatang yang menjadi tempat tinggalnya sekarang disebut pula dengan Bukit Datuk Batu Hampar.


Kisah tentang Datuk Batu Hampar ini pun tak terkuak jelas, tambo peninggalan situs sejarah sudah banyak rusak. Tapi benda-benda peninggalan Datuk Batu Hampar masih bisa ditemukan. Seperti tongkat, pedono (tempayan), lelo (meriam kecil), dan keris. Ada beberapa benda warisan yang hilang seperti baju besi, pedang, ikat pinggang emas dan gong. Kabarnya dulu sering diincar kolektor barang antik dari luar negeri. 

Tidak ada komentar:

It's me

It's me

Jemur Island

Jemur Island

Menikmati Keagungan Tuhan

Menikmati Keagungan Tuhan

Lomba Tradisional Sampan Lopap

Lomba Tradisional Sampan Lopap
pacu sampan lopap

Potret

Potret
Masyarakat Bagan
Negeri Seribu Kubah

Gallery

Hai Sobat! Selamat Datang Di Jalan Perwira Bagansiapiapi