“ Menteri Tidak Bisa Hadir Karena Kabut Asap”
BAGANSIAPIAPI
– Puncak perayaan ritual bakar tongkang tahun ini lebih ramai dibandingkan
tahun lalu. Hampir 40 ribu wisatawan yang berasal dari dalam dan luar negeri,
mendatangi kota Bagansiapiapi sebagai salah satu pusat kebudayaan kaum ethnis
tiong hoa yang sudah menempati kota Bagansiapiapi ratusan tahun yang lalu. “
Ada yang datang dari Thailand, Malaysia, Australia, Inggris dan Taiwan. Kita
mengharapkan, dengan kehadiran mereka, dapat menambah ekonomi masyarakat
tempatan dan kota Bagansiapiapi lebih dikenal diluar negeri,” kata Bupati Rokan
Hilir, H. Annas Maamun kepada Jurnal Asia, senin (24/6) usai menghadiri ritual
bakar tongkang di jalan perniagaan, Bagansiapiapi.
Dari
sejumlah pejabat yang hadir, diantaranya berasal dari jajaran Polda Riau,
Kepala Dinas Pariwisata Riau, Said Syarifuddin, dan petinggi militer bukit
barisan dan unsur Muspida Rokan Hilir. Jelang bakar tongkang, sebelumnya
panitia telah menyuguhkan persembahan artis dari Taiwan dan luar negeri serta
membuat duplikat tongkang yang dibawa keareal pembakaran tongkang. Sejarah
bakar tongkang yang dibacakan oleh panitia, dahulunya marga suku ang mencari
tempat untuk beralabuh dan setelah mereka mendapatkan lokasi yang sekarang
bernama Bagansiapiapi, maka kapal tongkang itupun mereka bakar sehingga mereka
menetap sampai sekarang.
Disampaikannya,
tradisi dan kepercayaan lokal atas prosesi Ritual Bakar Tongkang pada bulan GO
GWEE CAP LAK dipercaya masyarakat Tionghoa Bagan Siapi-api menjadi bagian
momentum perayaan Ulang Tahun Dewa KIE ONG YA, terutama upacara prosesi Ritual
Bakar Tongkang berkaitan dengan kepercayaan arah pencarian rezeki, Tradisi dan
kepercayaan lokal ini menjadi bagian tidak terpisahkan dari kisah perjalanan
dan pembangunan Kota Bagan Siapi-api oleh Perantau Tionghoa pada Era 1820-an.
Berawal dengan sekelompok orang bermarga ANG dari Fujian, Tiongkok yang
mengubah keberuntungan nasib dinegeri orang. Kelompok ini menyeberangi lautan
Samudera luas dengan menggunakan Kapal Kayu yang disebut Kapal Tongkang. Secara
singkat kelompok ini pertama kali hidup dan bermukim di Desa Sonkla – Thailand
yang kemudian beremigrasi akibat kerusuhan politik di Negeri Thailand
menyebabkan mereka meninggalkan Desa Sonkla tanpa tujuan yang jelas, namun
dalam perjalanan di tengah Samudera luas terjadi gelombang dahsyat yang mendamparkan
Kapal Tongkang tiba di Samudera Malaka.
Dalam
hempasan ganasnya gelombang Samudera Malaka ternyata dalam Kapal Tongkang
tersebut dipercaya Kelompok Marga ANG ini membawa patung Dewa KIE ONG YA dan
Dewa TAI SUN yang berdasarkan kepercayaan telah menyelamatkan Kelompok Marga
ANG berikut Kapal Tongkang tiba ditepi pantai Sungai Rokan. Di Sungai Rokan
mereka mendapat petunjuk Dewa KIE ONG YA dan Dewa TAI SUN berupa cahaya api
dari daratan yang mengiring Kapal Tongkang menyusuri sekitar Pulau Kuala Kubu,
Teluk Mengkudu (sekarang Penipahan) sampai kemudian dilakukan pendaratan tepat
di belakang Pulau Barkey terdapat sebuah Pulau penuh dengan kunang-kunang
api-api di hutan bakau tepi pantai, akhirnya di jadikan tempat pemukiman baru
yang berdasarkan catatan sejarah pemukiman warga Tionghoa pada Pulau
kunang-kunang api kemudian diberi nama dan dikenal dengan sebutan Bagan
Siapi-api.
Tokoh
Masyarakat Tiong Hoa, Bagansiapiapi, Sugianto, didampingi H. Annas Maamun
menyampaikan, acara ritual bakar tongkang ini merupakan salah satu momentum
untuk memperkenalkan budaya historis yang ada di Rokan Hilir kepada masyarakat
luar hingga ke luar negeri. Pengusaha yang bergerak dibidang industry baut ini
menuturkan, kedatangan wisatawan pada masa akan datang diharapkan akan terus
bertambah dan untuk itu diperlukan kekompakan dikalangan masyarakat
Bagansiapiapi pada masa akan datang.
Tempat
yang sama, Bupati Rohil, H. Annas Maamun meneruskan permohonan maaf dari
Menteri Perikanan dan Kelautan RI, Syarif C Sutarjo yang tidak bisa menghadiri
acara even pariwisata nasional bakar tongkang karena alasan kabut asap sehingga
menyulitkan pengawas bandara dalam mengatur lalu lintas udara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar