Selasa, 17 November 2009
PERINGATAN SUMPAH PEMUDA DI PULAU JEMUR
Deru mesin pompong (sejenis kapal kecil penangkap ikan) yang kami tumpangi dengan berat 30 Ton melaju dengan kecepatan mesin 6 Piston menuju ke Pulau Jemur pada hari Rabu (28/10) jam 10 WIB.
Menurut Tekong Kapal Jarak tempuh kepulau jemur memakan waktu sekitar lima jam. Boat yang kami tumpangi diawaki Riau Sidik, Petugas Perikanan Kabupaten Rokan Hilir dan Konsultan Pengawas yang berjumlah 14 orang berusaha menambah keakraban diatas boat untuk membunuh waktu dengan bercerita dan sharing tentang aktivitas kegiatan pribadi sambil minum kopi panas yang dibuat ABK.
Tekong Kapal berusaha mengikuti kompas dengan menggunakan alat navigator GPS/WAAS kearah 330 lintang utara SOG 7.4 KT dan COG 324 Derajat dari Bagansiapiapi menuju kepulau jemur. dari kejauhan tampak beberapa ekor anak ikan lumba lumba bermain diriak air biru seakan akan menyambut kedatangan kami yang sedikit sudah merasa jenuh dan sudah tidak sabar sampai ketempat tujuan.
Gelombang laut semakin tinggi saat mendekati pulau jemur yang berada diposisi terluar dikepulauan Indonesia tepatnya diwilayah Kab Rokan HIlir yang baru baru ini sempat heboh karena klaim Negara tetangga Malaysia. Dari jauh tampak dua buah titik yang berdampingan seakan akan seperti onggokan Kapal kayu, namun setelah agak mendekati pada objek maka pandangan saya rupanya salah. Itulah dia Pulau Jemur yang menjadi buah bibir Negara tetangga Malaysia yang diklaim sebagai daerah tujuan wisata dari salah satu agen pelancongan disana.
Semakin dekat kami melihat karang karang cadas yang ditepinya terhampar pasir putih nan elok bagaikan belum pernah dijamah orang. Pada bibir pantai tampak dengan jelas ikan ikan beraneka jenis bermain disebalik karang karang diair berwarna biru. Sejenak kami singgah dikapal penampung ikan yang berasal dari Tanjung Balai Asahan untuk membeli ikan kecil buat makanan tukik ( sejenis anak penyu yang dikarantina untuk pembudi dayaan ).
Menurut salah satu petugas perikanan para nelayan Pulau Jemur menjual hasil lautnya kepada Pedagang Penampung Ikan dari Tanjung Balai itu dikarenakan mereka mampu untuk membayar uang tunai ditempat. Sedangkan penampung Ikan milik BUMD Kab Rokan Hilir cuma mau membayar hasil tangkapan nelayan Pulau Jemur di Bagansiapiapi. ” Sudah barang tentu akan menyulitkan mereka” ujar Edi salah satu staf Dinas Perikanan meyakinkan.
Setelah kami membeli makanan tukik perjalanan kami lanjutkan ke Pos Perikanan setelah meminjam sekoci milik nelayan karena boat yang kami tumpangi tidak bisa masuk karena pengaruh arus pasang surut. Tidak bisa dibayangkan perasaan kami saat itu ketika menginjak pasir pantai Pulau Jemur, dengan penuh aba aba Edi Susanto memberikan intruksi melakukan Apel Bendera sebentar untuk memperingati Sumpah Pemuda 28 Oktober 2009. dengan penuh hikmah kami mengikuti dan merasakan seakan akan naluri kebangsaan kami untuk mempertahankan Pulau Jemur sebagai bagian NKRI semakin berkobar.
Setelah itu kami melanjutkan aktivitas masing masing sesuai dengan profesi kami sedangkan Riau Sidik mencoba mewawancarai salah satu nelayan tradisional sedang memperbaiki jaring yang singgah di Pulau Jemur setelah usai melaut. Menurutnya kapal Pesiar Malaysia sering melewati Pulau Jemur. ” dari jauh seperti kota berjalan bang” ujarnya dengan nada takjub. ” ada juga kapal tanker yang melewati pulau jemur seperti pulau berjalan, besar sekali bang” ujarnya menambahkan.
Kuat indikasi dengan seringnya kapal pesiar Malaysia melewati pulau jemur dan karena melihat keelokan pulau jemur maka mereka menambah tujuan wisatanya kedalam agenda tujuan wisata negara mereka. Tetapi soal tujuan wisata mungkin tidak terlalu dipermasalahkan namun kalau klaim kepemilikan pulau jemur mungkin tidak masuk akal, masalahnya aset Pemerintah Rokan Hilir sudah banyak diinvestasikan disana sebelum isu ini merebak diantaranya kantor Perikanan, Pos Jaga Angkatan Laut, Pulau Navigasi ( Mercu Suar ), bangunan Pabrik Es Milik Almarhum Zamzami, Bak air penampungan dan Sumur Bor milik BUMD.
Ketika ditanya tentang Kapal perang Malaysia masuk keperbatasan Indonesia, nelayan tersebut dengan cepat menampiknya. ” tidak pernah kami melihat kapal perang Malaysia melewati pulau ini bang” jawabnya menegaskan. Semoga Pulau Jemur kebanggaan Masyarakat Rokan Hilir bisa dipertahankan dari isu perbatasan baik yang berasal dari luar maupun dalam negeri.
Selain menikmati keindahan dan lembutnya pasir pantai Pulau Jemur kami juga menikmati indahnya matahari terbenam serta memandang hamparan samudra Indonesia. pantai Pulau Jemur memiliki kekhasan dibanding dengan pantai yang ada di Indonesia yakni disepanjang pantai tersebut ditumbuhi pepohonan yang tidak tumbuh didaerah lain dengan bentuk buah persegi panjang.
Sayangnya apabila kita berkunjung ke Pulau Jemur belum tersedia pondok pondok peristirahatan seperti cottage, tempat hiburan atau sarana lain. Jadi kami terpaksa beristirahat di rumah dinas Kantor Perikanan.
Malamnya jam 20 WIB kami mulai beranjak pulang dengan harapan semoga selamat ketujuan karena malam itu tampaknya cuaca tidak bersahabat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar