Sabtu, 10 Agustus 2013



NELAYAN ABSEN MELAUT MENYAMBUT PETANG BELIMAU


BAGANSIAPIAPI – Demi menghormati kedatangan bulan ramadhan, puluhan nelayan rela untuk tidak melaut guna melaksanakan petang belimau di rumah mereka masing masing. “ Mungkin kami libur melaut selama 3 hari untuk menyambut puasa nanti,” tutur Harun (50), salah satu nelayan tradisional yang sudah menggeluti pekerjaan itu sejak kecil.

bapak 5 anak ini mengungkapkan, petang belimau merupakan salah satu wujud tradisi untuk memasuki bulan puasa. Disaat itu, semua kegiatan pekerjaan memang sengaja tidak dilakukannya demi melakukan ziarah kubur dan petang belimau bersama sanak keluarga. Harun menyebutkan, pentingnya menyambut bulan puasa bersama keluarga, melebihi dari hasil melaut yang selama ini tidak ada peningkatan. “ Hasil melaut tidak berubah. Apalagi naiknya bahan bakar. Ongkos kelaut jadi bertambah,” keluhnya. 

Dikatakannya, hasil tangkapan berupa ikan belanak, ikan belukang, Ikan senangin dan udang, semuanya dijual kepada tukang pakang, ( Tengkulak ) dengan harga seperti biasa sebelum adanya kenaikan BBM. Dengan harga jual seperti itu, lanjut Harun, tidaklah mencukupi untuk menutupi pinjaman diwarung sebelum dia turun kelaut. “ Hasil tangkapan tidak tentu. Kadang cukup, kadang tidak membayar pinjaman ke warung,” ungkapnya. Untuk satu hari saja, dia butuh uang sekitar 200 ribu untuk membeli perlengkapan melaut seperti diantaranya solar 35 Liter, kopi, gula dan beras. Belum lagi keperluan lain untuk ditinggalkan dirumah. Namun dia bersyukur, jika hasilnya memadai, bisa bertahan selama 3 hari agar dapurnya tetap ngepul. “ Yang enak adalah tukang pakang. Beli ikan sekilo sama kami Rp 4000 dan dijual ke pengecer jadi Rp 12,000 perkilo,” bebernya. 

Ia berharap, ikan yang mereka jual hendaknya sepadan dengan pengeluaran selama melaut karena biaya sejak kenaikan BBM ini, tidak mencukupi jika harga jual  disamakan seperti dahulu  sebelum naik BBM. Tempat sama, Marzuki (35), pemilik warung yang biasa ditongkrongi nelayan mengatakan, biasanya satu nelayan berutang sampai Rp 400 ribu. Uang sebanyak itu, untuk kebutuhan minyak sebanyak 35 liter, indomie beras dan rokok. “ Kemungkinan menyambut puasa, nelayan tidak melaut selama lima hari,” kata Marzuki yang asyik menonton TV menunggu warungnya yang lagi sepi. 

Dari pantauan, beberapa nelayan sedang menggaru tumpukan udang yang akan dijemur diatas geladak perahu. Diantaranya, ada yang sibuk menjahit diatas tumpukan jaring. Puluhan perahu nelayan berjejer dikala sungai Rokan sedang surut. Mereka tampaknya akan menyelesaikan pekerjaan sebelum bersiap siap untuk pulang kerumah menyambut petang belimau

Tidak ada komentar:

It's me

It's me

Jemur Island

Jemur Island

Menikmati Keagungan Tuhan

Menikmati Keagungan Tuhan

Lomba Tradisional Sampan Lopap

Lomba Tradisional Sampan Lopap
pacu sampan lopap

Potret

Potret
Masyarakat Bagan
Negeri Seribu Kubah

Gallery

Hai Sobat! Selamat Datang Di Jalan Perwira Bagansiapiapi