NELAYAN ABSEN MELAUT MENYAMBUT PETANG
BELIMAU
BAGANSIAPIAPI – Demi menghormati
kedatangan bulan ramadhan, puluhan nelayan rela untuk tidak melaut guna
melaksanakan petang belimau di rumah mereka masing masing. “ Mungkin kami libur
melaut selama 3 hari untuk menyambut puasa nanti,” tutur Harun (50), salah satu
nelayan tradisional yang sudah menggeluti pekerjaan itu sejak kecil.
bapak 5 anak ini mengungkapkan, petang
belimau merupakan salah satu wujud tradisi untuk memasuki bulan puasa. Disaat
itu, semua kegiatan pekerjaan memang sengaja tidak dilakukannya demi melakukan
ziarah kubur dan petang belimau bersama sanak keluarga. Harun menyebutkan,
pentingnya menyambut bulan puasa bersama keluarga, melebihi dari hasil melaut
yang selama ini tidak ada peningkatan. “ Hasil melaut tidak berubah. Apalagi
naiknya bahan bakar. Ongkos kelaut jadi bertambah,” keluhnya.
Dikatakannya, hasil tangkapan berupa
ikan belanak, ikan belukang, Ikan senangin dan udang, semuanya dijual kepada
tukang pakang, ( Tengkulak ) dengan harga seperti biasa sebelum adanya kenaikan
BBM. Dengan harga jual seperti itu, lanjut Harun, tidaklah mencukupi untuk
menutupi pinjaman diwarung sebelum dia turun kelaut. “ Hasil tangkapan tidak
tentu. Kadang cukup, kadang tidak membayar pinjaman ke warung,” ungkapnya. Untuk
satu hari saja, dia butuh uang sekitar 200 ribu untuk membeli perlengkapan
melaut seperti diantaranya solar 35 Liter, kopi, gula dan beras. Belum lagi
keperluan lain untuk ditinggalkan dirumah. Namun dia bersyukur, jika hasilnya
memadai, bisa bertahan selama 3 hari agar dapurnya tetap ngepul. “ Yang enak
adalah tukang pakang. Beli ikan sekilo sama kami Rp 4000 dan dijual ke pengecer
jadi Rp 12,000 perkilo,” bebernya.
Ia berharap, ikan yang mereka jual
hendaknya sepadan dengan pengeluaran selama melaut karena biaya sejak kenaikan
BBM ini, tidak mencukupi jika harga jual disamakan seperti dahulu
sebelum naik BBM. Tempat sama, Marzuki (35), pemilik warung yang biasa
ditongkrongi nelayan mengatakan, biasanya satu nelayan berutang sampai Rp 400
ribu. Uang sebanyak itu, untuk kebutuhan minyak sebanyak 35 liter, indomie
beras dan rokok. “ Kemungkinan menyambut puasa, nelayan tidak melaut selama
lima hari,” kata Marzuki yang asyik menonton TV menunggu warungnya yang lagi
sepi.
Dari pantauan, beberapa nelayan sedang
menggaru tumpukan udang yang akan dijemur diatas geladak perahu. Diantaranya,
ada yang sibuk menjahit diatas tumpukan jaring. Puluhan perahu nelayan berjejer
dikala sungai Rokan sedang surut. Mereka tampaknya akan menyelesaikan pekerjaan
sebelum bersiap siap untuk pulang kerumah menyambut petang belimau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar